Keanekaragaman hayati menyimpan beragam potensi. Sejauh mana potensi ini terangkat? Bagaimana kita bisa melindungi kehati dan memanfaatkannya secara lestari? SITH ITB dan Yayasan KEHATI berinisiatif menyusun cetak biru penerapan Bioprospecting di Indonesia.
Biological Economies adalah cara baru dalam memahami pengelolaan sumber daya hayati. Alih-alih menjalankan bisnis seperti biasa, buku ini bercerita dengan sudut yang berbeda dan melihat sumberdaya hayati lebih dari sekedar ‘komoditas’, tapi juga bagian yang melekat pada kehidupan sosial kita.
Kata ‘keberlanjutan’ berimplikasi pada cara kita mempertahankan sistem pangan yang baik untuk generasi yang akan datang. Lalu bagaimana jika sistem yang baik itu sudah tidak lagi berfungsi? Maka kita membutuhkan pendekatan baru: sistem pangan yang bisa memperbaiki dirinya dan lingkungan – kita bicara Regeneratif!
Tata kelola pertanian dan lingkungan berbicara tentang berbagai skema yang dikembangkan untuk membangun keseimbangan antara produksi pertanian dan kelestarian lingkungan. Di balik itu, berbagai isu sosial muncul, yang melibatkan relasi kuasa, transformasi sosial dan keringkihan sistem pangan. Buku ini membahas sisi tersebut.
Ada hubungan yang kompleks antara skema baru perlindungan HAKI berbasis komunal, Indikasi Geografis, dengan dinamika sistem pertanian-pangan di tingkat global. Buku ini menelaah secara kritis implikasi dari Indikasi Geografis terhadap sistem pangan kita.
Buku bunga rampai ini membahas refleksi dari pandemi Covid19 terhadap pendidikan tinggi di Indonesia, dari mulai metode pembelajaran hingga paradigma pedagogis yang dibangun. Buku ini disusun atas sumbangsih dari akademisi di beberapa perguruan tinggi di Indonesia.
Salah Perspektif dalam Solusi Pertanian Anak Muda dan Teknologi Digital
Tulisan ini tampil dalam Kolom Opini Harian Kompas tanggal 24 Februari 2023, yang dapat diakses melalui tautan: https://www.kompas.id/baca/opini/2023/02/22/salah-perspektif-dalam-solusi-pertanian-anak-muda-dan-teknologi-digital
Mencari ”Peluru Perak” Ketahanan Pangan di Indonesia
Tulisan ini tampil di Kolom Opini Harian Kompas tanggal 13 Januari 2023, yang dapat dibaca melalui tautan: https://www.kompas.id/baca/opini/2023/01/11/mencari-peluru-perak-ketahanan-pangan-di-indonesia
Kisah cangkul dan difusi inovasi
Ieu mah pacul nu abdi. Atos ti kapungkur di-anggé-na. Seukeutna tos pas. Nu saé mah diasahna gé ku taneuh. Gagangna gé tos raoseun, kanggo abdi mah. da kanggo Bapa
Berproses bersama Petani – sebuah catatan etnografi
Sejak enam bulan lalu, saya dan keluarga pindah ke desa. Kami membangun rumah kecil di sebuah kampung di tepian Bandung, bukan di komplek perumahan. Tidak ada niatan untuk mengokupansi
Mencari ruang bermain
Tulisan ini menjadi pengantar untuk bahasan yang lebih detail tentang akses dan kedaulatan lahan di Jurnal Analisis Sosial AKATIGA vol. 23 No.2 tahun 2019. Artikel spesifik tersebut bisa diunduh
Mengulas buku The Meritocracy Trap [Daniel Markovits, Penguin Press, 2019]
Di topik Stratifikasi Sosial di matakuliah Sosiologi Pertanian, saya biasanya mengajak mahasiswa keluar dari kelas dan bermain di lapangan. Metode permainannya sederhana: di tengah hari yang panas, saya mengajak
Indonesia, (Covid19), dan mimpi besar kedaulatan pangan
Tulisan ini disiapkan untuk kegiatan Webinar yang diselenggarakan oleh Majalah Ganesha, PSIK dan Institut Sosial Humaniora Tiang Bendera di ITB, 22 Mei 2020. Pendahuluan: Covid-19 dan kerapuhan sistem pangan
Pleidoi untuk para kucing
Tulisan ini sempat saya publish beberapa bulan lalu, tapi saya turunkan di tengah kondisi yang tidak menentu. Saya angkat lagi sekarang, semoga bisa menjadi bahan pelajaran bagi semua. Saya